Monday, October 8, 2007

Memilih Pasangan Hidup

Memilih pasangan hidup memang harus
hati-hati.masa seh???
Bibit bobot bebet bukan hanya sekedar
nasehat tidak penting dari orang tua.
Itu benar-benar sesuatu yang harus
dipertimbangkan. Tapi ada beberapa hal
simple yang bisa membantu kita dalam
tahap pendekatan awal untuk bisa
mempertimbangkan apakah orang ini layak
diperjuangkan untuk menjadi kandidat
pasangan kita kedepan nanti.
-Bagaimana reputasinya? Seringkali
kita bermimpi "untuk mengubah seorang
yang liar menjadi orang yang baik
hati", namun mimpi itu tidak selalu
menjadi kenyataan. Karena itu jika
reputasi orang yang kita sukai itu
sangat buruk di luar sana, kita
sebaiknya berhati-hati dan berpikir dua
kali atau mungkin tiga kali.

---Kenali setiap percakapan
dengannya.Dalam setiap percakapan, yang
penting untuk kita ketahui ialah apakah
ia seorang "pecinta diri sendiri" atau
bukan. Jika ia tipe yang selalu fokus
pada dirinya ketimbang pada kita, ini
tanda kurang baik, terutama jika kita
ingin serius dengannya di kemudian hari.

---Ketahui sejarah percintaannya.
Apakah gebetan kita ini terkenal
sebagai si tukang gonta ganti pacar?
Jika mantan pacarnya ada 12 padahal
umurnya baru 23 tahun, kita benar-benar
harus hati-hati, karena itu berarti dia
bermasalah dengan satu kata yang
berjudul komitmen'. Bisa-bisa kita
hanya akan menjadi "pacar nomor 13"
untuknya...haha

--Apakah kita nyaman bersamanya? Ada
orang yang kita sukai tapi membuat kita
sendiri tidak nyaman. Mungkin karena
bahasanya yang kasar, cara
berpakaiannya yang -jujur saja- membuat
malu, atau tingkah lakunya yang kadang
tidak sopan. Jika ya, lebih baik pikir-
pikir dulu untuk menjadikan dia kekasih
pujaan hati.

--Bagaimana ia pada keluarganya.
Bagaimana ia memperlakukan keluarganya
dan bagaimana ia berhubungan dengan
saudara-saudaranya adalah hal penting
yang disimak. Peringatan besar muncul
jika orang yang anda sukai suka
memusuhi adiknya sendiri atau kasar
pada orang tuanya.

--Sadari pengaruh kehadirannya pada
kerohanian anda. Ini poin yang paling
penting. Sebelum kita dan si dia
memulai hubungan yang lebih serius,
kita harus mulai bisa menilai dari
berbagai sisi, apakah kehadiran orang
istimewa kita itu memberi pengaruh baik
bagi kerohanian kita atau tidak. Apakah
kehadirannya membuat kita rajin berdoa
atau malah jadi malas berdoa sama
sekali? Apakah bersamanya membuat kita
jadi jatuh dalam dosa atau tidak? Poin
utamanya ialah, bersama dengan dirinya
harus membuat hidup rohani kita naik
dan bukan turun!! Jika bersama
dengannya membuat rohani kita menjadi
lemah, tinggalkan saja angan untuk
bersamanya.

--Bayangkan yang jauh kedepan.
Maksudnya, kita harus mulai punya
bayangan sebuah pernikahan dengan
dirinya. Jika membayangkan untuk
menjadi istri/suami nya saja membuat
kita merasa aneh, jangan lanjutkan.
Bayangkan juga apakah ia bisa menjadi
ayah/ibu yang baik bagi anak-anak kita
nanti. Kalau sikap dan karakternya
sangat meragukan untuk itu, berarti ini
sebuah lampu merah untuk kita.

--Orang lain harus dihargai. Pendapat
orang tua, pendapat sahabat, pendapat
pimpinan, harus kita dengarkan.
Biasanya mereka yang sudah "buta oleh
cinta" tidak bisa melihat segala
sesuatu dengan objektif. Karena itu
pendapat orang penting dipertimbangkan.
Jika semua orang terdekat berkata
tidak, tidak ada salahnya untuk
mempertimbangkan kembali keputusan
anda.

Jika hampir semua dari 8 hal sederhana
diatas mengarah ke sesuatu yang negatif
tentang orang yang kita sukai tersebut,
mengapa harus pusing lagi? Orang-orang
sekeliling kita boleh menyebarkan
kebohongan bahwa "kita harus punya
pacar!!". Padahal tidak. Begitu banyak
perceraian yang terjadi karena
kebohongan ini. Mereka memaksakan diri
berpacaran dengan orang yang salah
hanya karena ingin punya pacar dan
akhirnya menikahi orang salah itu. Dan
penyesalan hanya datang
kemudian, "andai aku lebih berhati-hati
waktu pacaran dulu". Karena itu, tidak
ada salahnya bagi kita untuk MENUNGGU
sampai orang yang terbaik untuk kita
dari Tuhan..